Resuman Tentang keperawatan preoperatif by Dosen Arif Muttaqin S.Kep,Ns
Hari Jum'at, 9 Des 2011, Jam 19.00 WITA
Deskripsi
o Fase preoperatif
adalah suatu kondisi dimana pasien sudah diputuskan untuk dilakukan pembedahan
sampai ke meja pembedahan tanpa memandang riwayat atau klasifikasi pembedahan.
o Keahlian perawat perioperatif
dibentuk dari pengetahuan keperawatan profesional dan keterampilan psikomotor,
yang kemudian dibaurkan ke dalam tindakan keperawatan yang harmonis.
PENGKAJIAN
o Pengkajian
preoperatif pada kondisi klinik terbagi pada dua bagian, yaitu:
n Pengkajian
komprehensif yang dilakukan perawat pada bagian rawat inap, poliklinik, bagian
bedah sehari atau bagian emergensi.
n Pengkajian
klarifikasi ringkas oleh perawat perioperatif di kamar operasi.
o Pengkajian
preoperatif secara umum, meliputi:
n Pengkajian Umum.
n Riwayat Kesehatan
n Pengkajian
psikososiospiritual.
n Pemeriksaan fisik.
n Pengkajian
diagnostik.
Informed
Consent
o Informed Consent adalah suatu izin tertulis yang dibuat
secara sadar dan sukarela dari pasien yang diperlukan sebelum suatu pembedahan
dilakukan. Izin tertulis seperti itu melindungi pasien terhadap pembedahan yang
lalai dan melindungi ahli bedah terhadap tuntutan dari suatu lembaga hukum.
o Tanggung jawab
perawat adalah untuk memastikan bahwa informed consent telah didapat
secara sukarela dari pasien oleh dokter.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN PREOPERATIF
o Kecemasan b.d. kurang
pengetahuan tentang pembedahan yang akan dilaksanakan, hasil akhir
paskaoperatif.
o Koping individu tidak
efektif b.d. prognosis pembedahan, ancaman kehilangan organ atau fungsi tubuh dari
prosedur pembedahan, ketidakmampuan menggali koping efektif.
o Kurang pengetahuan
tentang implikasi pembedahan berhubungan dengan kurang pengalaman tentang
operasi, kesalahan informasi.
RENCANA
KEPERAWATAN PREOPERATIF
o Pasien bedah perlu
diikutsertakan dalam pembuatan rencana perawatan.
o Rasa takut pasien
yang telah diinformasikan tentang pembedahan
o Keluarga juga
merupakan rekan penting
o Pasien bedah perlu
diikutsertakan dalam pembuatan rencana perawatan.
o Rasa takut pasien
yang telah diinformasikan tentang pembedahan
o Keluarga juga
merupakan rekan penting
Kecemasan
o Bantu pasien
mengekspresikan perasaan marah, kehilangan dan takut.
o Kaji tanda verbal dan
nonverbal kecemasan, dampingi pasien dan lakukan tindakan bila menunjukan
perilaku merusak.
o Jelaskan tentang
prosedur pembedahan sesuai jenis operasi
o Beri dukungan
prabedah
o Hindari konfrontasi
o Beri lingkungan yang
tenang dan suasana penuh istirahat.
o Tingkatkan kontrol
sensasi pasien
o Orientasikan pasien
terhadap prosedur rutin dan aktifitas yang diharapkan.
o Beri kesempatan
kepada pasien untuk mengungkapkan ansietasnya.
o Berikan privasi untuk
pasien dan orang terdekat.
o Kolaborasi : berikan
anti cemas sesuai indikasi contohnya diazepam
Koping
individu tidak efektif
o Kaji perubahan dari
gangguan persepsi dan hubungan dengan derajat ketidakmampuan.
o Identifikasi arti
dari kehilangan atau disfungsi pada pasien.
o Anjurkan pasien untuk
mengekspresikan perasaan.
o Catat ketika pasien
menyatakan terpengaruh seperti sekarat atau mengingkari dan menyatakan inilah
kematian.
o Pernyataan pengakuan
terhadap penolakan tubuh, mengingatkan kembali fakta kejadian tentang realitas
bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengontrol sisi yang
sehat.
o Bantu dan anjurkan
perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan
o Anjurkan orang yang
terdekat untuk mengijinkan pasien melakukan sebanyak-banyaknya hal-hal untuk
dirinya.
o Dukung perilaku atau usaha seperti peningkatan minat atau
partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi.
o Dukung penggunaan
alat-alat yang dapat mengadaptasikan pasien, tongkat, alat bantu jalan, tas
panjang untuk kateter.
o Monitor gangguan
tidur peningkatan kesulitan konsentrasi, lethargi, dan widhrawal.
o Kolaborasi: Rujuk
pada ahli neuro psikologi dan konseling bila ada indikasi.
Kurang
pengetahuan
o Tujuan: Dalam waktu 1
x 24 jam terpenuhinya pengetahuan pasien dan keluarga tentang pembedahan.
o Kriteria evaluasi:
n Pasien dan keluarga
mengatahui jadwal pembedahan.
n Pasien dan keluarga
kooperatif pada setiap intervensi keperawatan
n Pasien dan keluarga secara
subjektif menyatakan bersedia dan termotivasi untuk melakukan aturan atau
prosedur prabedah yang telah dijelaskan.
n Pasien dan keluarga
memahami tahap-tahap intraoperatif den pascaanestesi
n Pasien dan keluarga mampu mengulang kembali secara
narasi intervensi prosedur pascaanestesi
n Pasien dan keluarga
mengungkapkan alasan pada setiap instruksi dan latihan preoperatif.
n Pasien dan keluarga
memahami respons pembedahan secara fisiologis dan psikologis
n Secara subjektif
pasien menyatakan rasa nyaman den relaksasi emosional
n Pasien mampu
menghindarkan cedera selama periode perioperatif
o Kaji tingkat
pengetahuan, sumber informasi yang telah diterima.
o Diskusikan jadwal
pembedahan
o Diskusikan lamanya pembedahan
o Lakukan pendidikan
kesehatan preoperatif
o Programkan instruksi
yang didasarkan pada kebutuhan individu direncanakan dan diimplementasikan pada
waktu yang tepat.
o Beritahu persiapan
pembedahan, meliputi:
n Persiapan intestinal
n Persiapan kulit
n Pembersihan area
operasi.
n Pencukuran area
operasi
o Beritahu persiapan
pembedahan, meliputi:
n Persiapan istirahat
dan tidur
n Persiapan rambut dan
kosmetika
n Pemeriksaan alat
bantu (protese) dan perhiasan.
n Persiapan
administrasi dan Informed Consent
o Ajarkan aktifitas pada postoperasi, meliputi:
n Latihan napas
diafragma
n Ajarkan latihan batuk
efektif dan gunakan bantal agar mengurangi respon nyeri
o Ajarkan aktifitas
pada postoperasi, meliputi:
n Latihan tungkai
o Ajarkan Manajemen
nyeri keperawatan
n Atur posisi immobiisasi pada area pembedahan
n Manajemen lingkungan:
lingkungan tenang, batasi pengunjung dan Istirahatkan pasien
n Ajarkan teknik
distraksi pada saat nyeri
n Lakukan manajemen
sentuhan
o Beritahu pasien dan
keluarga kapan pasien sudah bisa dikunjungi.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar