Senin, 05 Desember 2011

INFLAMASI


RESPON TUBUH TERHADAP CEDERA
Peradangan dan Perbaikan 
(with persentasi kelompok III, by dosen dr. Hatta(Patologi)) 
Hari Senin, 5 Des 2011, Jam 18.00 WITA

DEFINisi inFLAMASI
Bila sel atau jaringan tubuh mengalami cedera atau mati, selama hospes tetap hidup ada respon yang mencolok pada jaringan hidup disekitarnya.
v  Penyebab :
  1. Agen kuman parasit
  2. Benda tajam
  3. Suhu
  4. Berbagai jenis sinar
  5. Listrik
  6. Zat kimia,
Inflamasi
Inflamasi (waktu)
1.     Fase akut
2.    Fase kronik
Gambaran radang akut
v  Saat reaksi peradangan timbul, terjadi pelebaran arteriola yang mensuplai darah ke daerah peradangan.
v  Keadaan ini disebut hiperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah lokal karena peradangan akut

Gambaran radang akut
v  Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut.
v  Kalor disebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat.
v  Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf.
v  Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan yang meninggi akibat pembengkakan jaringan yang meradang
v  Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial.
v  Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat meradang
v  Functio laesa merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi belum diketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang meradang.

RADANG KRONIK
v  peradangan yang telah berlangsung dalam jangka waktu yang lama(lebih lama jika dibandingkan dengan radang akut).
PENYEBAB :
  1. Infeksi virus
  2. Infeksi mikroba persisten
  3. Pajanan yang lama terhadap agen yang berpotensi toksik
  4. Penyakit autoimun
  5. Penyakit spesifik yang etiologinya tidak diketahui

Gambaran makroskopik radang kronik
v  Ulkus kronik àdasarnya dibatasi oleh jaringan granulasi dan fibrosa, contohnya pada ulkus peptik kronik lambung dengan luka pada mukosa.
v  Rongga abses kronik, yaitu rongga yang terbentuk oleh pus pada radang supuratif. Contohnya osteomyelitis.
v  Penebalan dinding rongga viskus, contohnya penebalan dinding pada kolesistitis kronik. Penebalan biasanya bersamaan dengan infiltrat sel radang.
v  Radang granulomatosa, yaitu kumpulan histiosit epiteloid sebagai akibat tidak dapat dihancurkannya substansi tertentu oleh makrofag. Contohnya pada penyakit tuberkolosis paru.
v  Fibrosis, yaitu proliferasi jaringan fibroblas setelah sel-sel radang kronik menghilang/mereda.

SEL SEL RADANG
Sel polimorfonukleus netrofil (mikrofag)
àLeukosit polimorfonukleus
    1. Netrofil : u/ fagositosis. Merupakan pertahanan pertama, karena dapat migrasi dengan segera dalam jumlah yang besar.menyerang kuman kecuali tuberculosis
    2. Eusinofil : jumlah bertambah à alergi, asthma, hipersensitif. Kemotaksis dan fagositosis lbh rendah dr netrofil
Sel fagositik besar berinti bulat (makrofag)
  1. Dalam darah : monosit ( sebagian juga dari jaringan)
  2. Dalam jaringan : makrofag, histiosit, sel kuprerr, sel retikoendotel, sel datia.

Ø  Sel kuprer : makrofag yang melapisi sinus sinus pada hati, daya fagosit sangan besar sehingga darah yg melalui hati à steriil
Ø  Sel retikoendotel : melapisi sinus sinus kelenjar getah bening, sum-sum tulang dan limfe.
Ø  Sel datia : sel besar berinti banyak.beberapa sel bersatu krn pembelahan inti yang tidak disertai pembelahan protoplasma.

Reaksi selular pada radang akut
v  Pada fase awal (24 jam pertama), sel yang paling banyak bereaksi adalah neutrofil atau leukosit.
v  Setelah fase awal (lebih dari 48 jam), mulai sel makrofag & sel yg berperan dlm kekebalan tubuh spt limfosit dan sel plasma beraksi.
v  Urutan kejadian yang dialami oleh leukosit adalah :
v  Penepian leukosit bergerak ke tepi pembuluh (marginasi)
v  Leukosit melekat pada pembuluh darah (pelekatan)
v  Diapedesis, leukosit keluar dari pembuluh darah (emigrasi)
v  Fagositosis, leukosit menelan bakteri dan debris jaringan.
Akibat radang akut & kronik
v  Akibat utama adalah perubahan jaringan
v  Bisa berupa degenerasi, lisis , maupun poliferasi jaringan

Proses penyembuhan dan perbaikan jaringan
PROSES
v  Proses penyembuhan dan perbaikan jaringan terjadi dalam 4 tahap :
Ø  Resolusi
Ø  Regenerasi
Ø  Pembentukan jaringan ikat (perbaikan)
Ø  Penyembuhan luka
Resolusi
v  Terjadi pada respon radang akut hingga cedera minor (cedera dengan nekrosis)
v  Jaringan dipulihkan ke keadaan sebelum cedera
Proses resolusi
Ø  Pembuluh darah kecil (anteriol) kembali normal
Ø  Aliran cairan yang keluar dr pembuluh darah berhenti
Ø  Cairan yang sudah dikeluarkan dr pembuluh darah diabsorbsi oleh limfatik
Ø  Sel sel eksudat keluar dari limfatik(benar benar dihilangkan dari tubuh)
Ø  Jika jaringan yang dihancurkan lebih banyak, resolusi gagal terjadi.
REGENERASI
v  Penggantian sel parenkim yang hilang dengan pembelahan sel parenkim disekitarnya.
v  Hasil akhir à penggantian unsur-unsur  yang hilang dengan jenis sel yang sama.
Faktor penentu regenerasi
v  Kemampuan regenerasi sel yang terkena cedera(kemampuan untuk membelah)
v  Jumlah sel variabel yang bertahan
v  Keutuhan kerangka jaringan ikat yang cedera.
Pembentukan jaringan ikat
v  Organisasi à pertumbuhan jaringan ikat muda kedalam daerah peradangan
v  Jaringan granulasi à jaringan ikat yang tumbuh
v  Jaringan granulasi à tdd pembuluh darah kecil yang baru terbentuk, fibroblast, sisa sel radang (berbagai jenis leukosit), bagian cairan eksudat dan zat dasar jaringan ikat.
v  Organisasi terjadi jika :
v  Banyak sekali jaringan mjd nekrotik
v  Eksudat peradangan tdk menghilang
v  Massa darah(hematum) tidak cpt menghilang
Terapi radang
v  Antibiotika à membunuh bakteri
          farmakokinetik :
          mudah rusak dalam suasana asam,didistribusi luas dalam tubuh, metabolisme dilakukan oleh mikroba berdasar pengaruh enzim dan diekresi melalui proses sekresi di tubuli ginjal.
v  Anti inflamasi nonsteroid (AINS)
          sifat analgesik, anti piretik, anti inflamasi. Farmakokinetik : pada pemberian oral sebagian salisilat diabsorbsi  cepat dlm bentuk utuh dilambung, sebagian di usus halus. Asam salisilat kebanyakan diabsorbsi di kulit sehat, terutama jika dipakai sebagai obat gosok atau salep.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar