Resuman Tentang cestoda with dr. Mutiara
Hari senin, 12 Desember 2011, Jam 13.00 WITA
Pendahuluan
o
Cestoda (cacing pita) dalam
siklus hidupnya ada yang memerlukan air untuk menetaskan telurnya ada yang
tidak (cukup dengan tanah)
o
Yang memerlukan air contohnys
Diphyllobothrium latum sedangkan yang lainnya tidak memerlukan air
o
Ukuran cacing dewasanya
bervariasi dari yang panjangnya 40 mm (mis Hymenolepis nana) sampai yang
panjangnya 10-12 meter (mis Taenia saginata)
o
Cestoda adalah cacing
hermafrodit
o
Cacing ini terdiri atas
scolex (kepala) yang berfungsi sebagai alat untuk melekatkan diri pada dinding
intestinum
o
Di belakang scolex terdapat
leher, merupakan bagian yang tidak bersegmen
o
Di belakang leher tumbuh
proglotid, yang semakin lama semakin banyak yang menyebabkan cacing menjadi
semakin panjang & bersegmen-segmen
o
Setiap proglotid dilengkapi
dengan alat reproduksi
o
Cestoda berbeda dengan
nematoda dan trematoda, tidak mempunyai usus
o
Makanan masuk ke dalam
tubuh cacing karena diserap oleh
permukaan sel cacing
Diphyllobotrium latum
o
Bersifat hermafrodit
o
Cacing dewasa panjangnya
dapat mencapai 10 meter
o
Menempel pada dinding
intestinum dengan scolex, jumlah proglotid bisa mencapai 3000 atau lebih
o
Satu cacing bisa
mengeluarkan 1 juta telur tiap harinya
Siklus hidup
o
Telur Diphyllobotrium
latum harus jatuh ke dalam air agar bisa menetas menjadi coracidium
o
Coracidium (larva) ini
harus dimakan oleh cyclops atau diaptomus untuk bisa melanjutkan siklus
hidupnya
o
Di dalam tubuh cyclops
larva akan tumbuh menjadi larva procercoid
o
Bila cyclops yang
mengandung larva procercoid dimakan oleh ikan tertentu, maka larva cacing akan
berkembang menjadi plerocercoid
o
Plerocercoid ini akan
berada di dalam daging ikan
o
Bila daging ikan yang
mengndung plerocercoid ini dimakan manusia, maka akan terjadi penularan
o
Di dalam intestinum
manusia, plerocercoid akan berkembang menjadi cacing dewasa
Gejala Penyakit
o
Biasany asimptomatis
o
Bisa berupa sakit perut,
berat badan menurun dan anemia
Bahan pemeriksaan laboratorium
Sampel berupa feces untuk pemeriksaan adanya telur cacing
Pencegahan
Memasak ikan
hingga matang sebelum dikonsumsi
o
Hospes definiftif : manusia
o
Hospes reservoar : beruang, anjing, kucing
o
Hospes perantara : I. Cyclops & Diaptomus
II.
Ikan air tawar
o
Penyakit :
diphyllobothriasis
o
Cara infeksi : makan daging ikan yg
mengandung plerocercoid yang dimasak kurang matang
Taenia Solium
•
Bersifat hermafrodit
•
Cacing dewasa bisa mencapai
2-7 meter
•
Cacing dewasanya menempel
pada dinding intestinum dengan scolexnya, sedangkan cysticerusnya terdapat di
jaringan otot atau jaringan subkutan
Lingkaran hidup
•
Telur ke luar dari
proglotid gravida kemudian ke luar dari tubuh manusia bersama feces
•
Telur yang jatuh di tanah
bila termakan oleh manusia atau babi sampai ke intestinum, akan menetas -> menembus dinding intestinum -> masuk
ke dalam aliran lympha
atau
aliran darah -> beredar ke seluruh tubuh
•
Sebagian besar akan masuk
ke dalam otot atau ke dalam jaringan subkutan
•
Dalam waktu 60-70 hari akan
berkembang -> cysticercus yang menetap di dalam jaringan otot atau jaringan
subkutan
•
Bila manusia makan daging
yg mengandung cysticercus, maka cysticercus ini di dalam intestinum akan
menetas menjadi larva dan dalam waktu 5-12 minggu tumbuh menjadi cacing dewasa
yang menetap dalam intestinum
•
Infeksi pada manusia
umumnya terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi telur
cacingnya
•
Telur cacing dapat berasal
berasal dari penderita yang mengandung cacing dewasanya ataupun karena
autoinfeksi dari penderita sendiri (feces – tangan -mulut)
•
Hewan lain seperti hewan
ternak dan anjing dapat mengandung cysticercus di dalam dagingnya karena
terinfeksi oleh telur Taenia solium
Gejala penyakit
•
Cacing dewasa yang berada
dalam intestinum jarang menimbulkan gejala
•
Gejala yang dapat timbul
adalah nyeri epigastrium, nafsu makan meningkat, berat badan menurun dan badan
terasa lemah
•
Gejala yang disebabakan
adanya cysticercus di dalam jaringan tubuh bervariasi, tergantung pada organ
yang terkena dan banyaknya cysticercus
•
Bila jumlahnya sedikit dan
hanya tersebar di jaringan subkutan, biasanya asimptomatis atau hanya berupa
benjolan kecil-kecil di bawah kulit
•
Bila cysticercus berada di
jaringan otak, sumsum tulang belakang, mata atau otot jantung akibatnya akan
menjadi serius bahkan bisa mematikan
Bahan Pemeriksaan Lab
•
Sampel berupa feces
penderita untuk mencari proglotid dan telur cacingnya
Pencegahan
•
Pencegahan dilakukan dengan
memasak daging sampai matang sebelum dikonsumsi
•
Perbaikan cara pembuangan
kotoran
•
Peningkatan hygiene pribadi
•
Menjaga kebersihan makanan
& minuman
•
Mengobati semua penderita
untuk menghilangkan sumber penularan
Taenia saginata
•
Taenia saginata bersifat
hermafrodit
•
Cacing dewsa panjangnya 5 –
10 meter
•
Hidup di dalam intestinum
Siklus hidup
•
Telur cacing yang keluar
bersama feces penderita bila jatuh di tanah & termakan oleh sapi atau
kerbau, di dalam intestinum sapi akan menetas menjadi larva
•
Larva akan menembus dinding
usus -> masuk ke dalam aliran darah -> menyebar ke seluruh tubuh sapi
•
Bila sampai ke jaringan
otot, akan menetap & berkembang menjadi cysticercus
•
Manusia yang bersifat
sebagai host definitif akan tertulari Taenia saginata bila memakan daging sapi
yang mengandung cysticercus yang dimasak kurang matang
•
Di dalam intestinum
cysticercus akan menetas &
berkembang menjadi cacing dewasa
•
Dalam waktu 12 minggu
cacing dewasa sudah dapat menghasilkan telur
Gejala penyakit
•
Biasanya asimptomatis
•
Pada infeksi yang berat
dapat timbul gejala nyeri epigastrium, nafsu makan bertambah, berat badan
menurun, badan terasa lemah, kadang disertai vertigo, mual, muntah dan diare
Bahan Pemeriksaan Lab
•
Sampel berupa feces
penderita untuk mencari proglotid dan telur cacingnya
Pencegahan
•
Pencegahan dilakukan dengan
memasak daging sampai matang sebelum dikonsumsi
•
Hanya hewan yang sehat saja
yang boleh dipotong dan dagingnya boleh diperjualbelikan